Komplikasi Setelah Operasi yang Mungkin Saja Terjadi
Operasi kadang-kadang menjadi salah satu tindakan medis yang dianggap menakutkan oleh sebagian orang, apabila Moms merasa gugup sebelum prosedur operasi, hal tersebut wajar. Untuk mengatasi rasa stres atau gugup sebelum operasi, Moms bisa tanyakan beberapa hal seputar operasi yang akan Moms jalani kepada dokter bedah sebelum tiba saatnya masuk ke ruang operasi termasuk komplikasi setelah operasi.
Sebelum menanyakan langsung kepada dokter, ada beberapa masalah komplikasi setelah operasi yang bisa Moms ketahui sebagai berikut.
Komplikasi Setelah Operasi yang Bisa Terjadi
Berikut beberapa kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi seperti yang telah dilansir dari Web MD, antara lain:
Rasa nyeri karena sayatan pada kulit
Nyeri pasca operasi adalah hal yang normal dan biasa terjadi. Berbagai langkah dapat diambil untuk mengurangi atau meredakannya, akan tetapi rasa nyeri pasca operasi dapat memburuk jika disertai dengan gejala lainnya, yang kemungkinan adalah komplikasi setelah operasi yang butuh penanganan medis.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak yang menjalani operasi juga merasakan nyeri yang sama, dan mereka umumnya akan menunjukkan rasa nyerinya dengan ucapan seperti sakit. Rasa nyeri umumnya disebabkan karena penyayatan pada kulit yang akan merangsang saraf untuk menghantarkan sinyal rasa nyeri ke otak.
Lamanya nyeri pasca operasi dapat tergantung dari beberapa faktor misalnya kondisi kesehatan seseorang, adanya penyakit lain, dan juga kebiasaan merokok.
Agar mengatasi rasa nyeri pasca operasi, dokter umumnya sudah meresepkan obat untuk meringankannya. Beberapa jenis obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri, seperti acetaminophen, nonsteroidal anti-inflammatory medications (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen.
Kebanyakan orang tidak mau mengkonsumsi obat anti nyeri yang diresepkan oleh dokter karena takut ketagihan. Tetapi, ketagihan obat anti nyeri sangat jarang terjadi.
Nyeri yang hebat tak jarang membuat kita kesulitan mengambil napas dalam dan meningkatkan risiko pneumonia. Nyeri juga dapat membuat seseorang sulit melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, makan dan tidur. Padahal gizi dan istirahat yang cukup sangat dibutuhkan dalam mempercepat proses kesembuhan luka akibat operasi.
Efek samping obat bius yang dapat menyebabkan mual dan muntah
Kita akan mendengar jeritan kesakitan para pasien dari balik pintu ruang medis jika para ahli tidak memberikan obat bius. Dalam bidang kesehatan, pembiusan biasa disebut dengan anestesi, yang artinya ‘tanpa sensasi’.
Obat bius bertujuan untuk membuat mati rasa area tubuh tertentu atau bahkan membuat Moms tidak sadarkan diri (tertidur). Ketika mengaplikasikan obat bius, dokter bisa leluasa melakukan tindakan medis yang melibatkan peralatan tajam dan bagian tubuh tanpa menyakiti seseorang.
Obat bius kemungkinan menimbulkan efek samping yang membuat Moms merasa tidak nyaman seperti mual, muntah, gatal, pusing, memar, sulit buang air kecil, merasa kedinginan dan menggigil. Umumnya efek-efek tersebut tidak berlangsung lama.
Selain efek samping, komplikasi setelah operasi karena obat bius ini juga bisa terjadi. Berikut beberapa hal buruk, meski jarang terjadi, yang kemungkinan dialami
- Reaksi alergi terhadap obat bius.
- Kerusakan saraf permanen.
- Pneumonia.
- Kebutaan.
- Meninggal.
Risiko terkena efek samping dan komplikasi bergantung pada jenis obat bius yang dipakai, usia, kondisi kesehatan, dan bagaimana tubuh Moms merespons obat tersebut. Risiko akan meningkat jika Moms mempunyai gaya hidup yang tidak sehat (merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkoba), dan kelebihan berat badan.
Agar hal tersebut dapat dicegah, sebaiknya Moms mengikuti semua prosedur yang disarankan dokter sebelum menjalani pembiusan seperti pola asupan. Dokter mungkin akan meminta Moms untuk berpuasa atau berhenti makan di atas jam 12 malam. Pengkonsumsian obat-obat herbal atau vitamin sebaiknya dihentikan minimal tujuh hari sebelum tindakan medis dilakukan.
Infeksi akibat luka operasi yang dapat menyebabkan sakit
Perlu Moms ketahui bahwa infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menimbulkan sakit. Lalu, infeksi pasca operasi merupakan infeksi dari luka yang didapat setelah operasi. Dapat terjadi diantara 30 hari setelah operasi, umumnya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah operasi.
Infeksi luka operasi ini dapat terjadi pada luka yang tertutup maupun pada luka yang terbuka. Infeksi dapat terjadi pada jaringan superfisial (yang dekat dengan kulit) ataupun pada jaringan yang lebih dalam. Dalam kasus yang serius, infeksi pasca operasi dapat mengenai organ tubuh.
Infeksi pada luka operasi memerlukan perhatian khusus oleh tenaga medis secara langsung karena infeksi dapat sangat berbahaya bila menyebar dan mengenai organ yang vital. Berikut beberapa gejala infeksi luka operasi:
- Terdapat nanah, darah atau cairan yang keluar dari luka operasi
- Terdapat rasa nyeri, bengkak, memerah, menghangat dan demam
- Luka operasi yang tidak segera sembuh atau mengering
Jika luka operasi Moms mempunyai gejala di atas, sebaiknya Moms segera memeriksakan diri ke dokter yang merawat untuk mendapat penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Moms.
Luka operasi yang terinfeksi membutuhkan evaluasi dan dapat dilakukan prosedur membuka jahitan operasi untuk membersihkan daerah yang luka. Penanganan yang paling utama pada infeksi luka operasi yaitu memastikan infeksi sudah dibersihkan, lalu diberikan pengobatan antibiotik secara suntik, minum maupun oles.
Komplikasi setelah operasi yaitu terjadi penggumpalan pembuluh darah
Umumnya wanita lebih sering mengalami penggumpalan di pembuluh darah sebagai komplikasi setelah operasi, khususnya di bagian kaki, setelah melahirkan secara caesar. Suatu penelitian menyatakan bahwa adanya hubungan operasi caesar dengan risiko peningkatan tromboemboli vena (VTE) atau pembekuan darah dalam sirkulasi di pembuluh darah.
C-section membawa risiko VTE lebih besar empat kali lipat dibanding persalinan normal. C-section menjadi faktor adanya peningkatan troboemboli vena (VTE) setelah melahirkan dan penggumpalan darah ini terjadi dari 1.000 operasi cesar (C-section). Wanita hamil lebih rentan terhadap VTE karena berbagai faktor, termasuk stasis vena dan trauma terkait dengan persalinan.
Masa setelah melahirkan, wanita yang melahirkan dengan cara operasi caesar memiliki risiko menderita pembekuan darah (koagulasi) lebih besar daripada proses persalinan normal. Persalinan caesar memerlukan waktu pemulihan lebih lama dibanding persalinan normal.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya, Moms!
Baca Juga: Apa Saja Penyebab Sistem Imun Lemah serta Mudah Sakit
Referensi: Common Complications After Surgery. (2022). Retrieved 27 April 2022, from https://www.webmd.com/a-to-z-guides/surgery-complications-side-effects