Perbedaan Stres dengan Depresi dan Kenali Beberapa Gejalanya
Moms pasti pernah merasakan stres, kan? Stres merupakan hal normal dan baik untuk beberapa situasi tertentu. Saat Moms sedang merasa stres karena pekerjaan, Moms justru akan makin terpicu pada masalah tersebut dan kinerja akan semakin meningkat. Tapi jika Moms sudah terlalu parah merasa stres, Moms bisa mengalami depresi. Sebenarnya apa perbedaan antara stres dengan depresi? Dan apa saja gejalanya?
Apa Perbedaan Stres dengan Depresi?
Rasa stres sering diawali dengan rasa kewalahan karena terlalu banyak tekanan dari dalam dan luar diri Moms yang sudah berlangsung lama. Kondisi ini dapat mendorong Moms menjadi semangat, namun bisa juga mematahkan semangat. Hal ini disebabkan karena setiap orang cara yang berbeda saat mengalami kondisi stres.
Saat mengalami stres, tubuh akan mengetahui bahwa terdapat ancaman. Kemudian, tubuh akan menghasilkan hormon serta zat kimia seperti adrenalin, norepinefrin, dan kortisol sebagai cara perlindungan diri. Karena itu Moms merasakan adanya dorongan energi serta peningkatan konsentrasi agar Moms dapat merespon sumber tekanan tersebut dengan efektif.
Selain itu, tubuh akan mematikan fungsi-fungsi tubuh yang tidak diperlukan secara otomatis. Tetapi, ketika stres muncul di saat yang tidak tepat, makan darah akan mengalir ke bagian tubuh yang berfungsi untuk merespon secara fisik seperti tangan dan kaki, kemudian fungsi otak pun menurun. Ini alasannya kenapa Moms dan kebanyakan orang susah untuk berpikir dengan jernih saat sedang mengalami stres.
Sedangkan depresi merupakan penyakit mental yang membawa dampak buruk pada hati, stamina, pola tidur, selera makan, serta konsentrasi seseorang yang menderitanya. Kondisi ini bukanlah tanda seseorang tidak bahagia atau adanya cacat pada karakter.
Orang yang menderita depresi akan merasa sedih secara terus-terusan, gampang lelah, serta merasa gagal. Ini dapat berlangsung selama 6 bulan bahkan lebih. Jika seseorang terkena depresi, ia akan sulit untuk beraktivitas sehari-hari. Perlu diingat bahwa siapapun dapat menderita depresi.
Setelah mengetahui apa perbedaan stres dengan depresi, Moms harus mengenali juga beberapa gejalanya.
Apa Saja Gejala Stres?
Siapa saja dapat terserang stres, bahkan anak-anak. Moms perlu memperhatikan gejala-gejala stres agar tahu apakah Moms sedang mengalami stres atau depresi.
- Kesulitan untuk tidur
- Adanya gangguan daya ingat
- Adanya gangguan untuk berkonsentrasi
- Pola makan berubah
- Gampang tersinggung dan marah
- Sering merasa gelisah
- Kewalahan karena pekerjaan kantor atau sekolah
- Merasa takut tidak mampu menyelesaikan tugas dengan baik
Baca juga: Tips Hilangkan Rasa Cemas yang Berlebihan
Penyebab depresi
Melansir dari healthline.com, ada beberapa kemungkinan penyebab depresi. Berikut ini penyebab umumnya:
- Ketidakseimbangan zat kimia di otak
- Tingkat hormon
- Riwayat keluarga
- Trauma masa kecil
- Struktur otak
- Kondisi medis tertentu
- Penyalahgunaan zat atau alkohol
- Rasa sakit kronis pada fisik atau emosional dalam jangka waktu yang lama
Apa Saja Gejala Depresi?
Gejala depresi lebih rumit dibanding stres. Munculnya gejala-gejala ini pun secara bertahap sehingga Moms akan sulit mengetahui kapan pertama kali depresi terjadi.
- Menarik diri dari lingkungan sosial bahkan keluarga
- Merasa sedih seolah-olah tidak mempunyai harapan
- Hilangnya motivasi, energi, semangat serta stamina
- Sulit untuk mengambil suatu keputusan
- Porsi makan menjadi sedikit atau banyak dari yang biasanya
- Waktu tidur menjadi sebentar atau lama dari yang biasanya
- Susah untuk berkonsentrasi
- Sulit untuk mengingat sesuatu
- Selalu merasa gagal, bersalah, dan juga sendirian
- Selalu berpikir negatif
- Mudah merasa marah, tersinggung, dan kecewa
- Sulit untuk beraktivitas sehari-hari
- Kehilangan minat pada hal yang biasa dinikmati
- Memiliki pikiran untuk bunuh diri
Bagaimana Cara Menangani Depresi?
Saat Moms menderita depresi, segeralah melakukan tindakan karena depresi adalah penyakit yang dapat disembuhkan jika menerima penanganan yang tepat. Perlu diingat bahwa depresi tidak dapat disembuhkan oleh Moms sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang lain.
Moms bisa mencoba untuk menjalani sesi konseling dengan psikiater atau psikolog. Selain itu, bisa saja Moms akan dirujuk untuk mengikuti beberapa terapi seperti psikoterapi.
Obat penenang dan antidepresan juga bisa membantu Moms dalam mengatasi rasa gelisah atau saat tenggelam dengan kesedihan. Moms mungkin juga akan diberikan obat tidur jika mengalami kesulitan tidur. Selain itu, ceritakan dengan jujur kondisi Moms kepada orang-orang terdekat agar Moms mendapatkan dukungan. Perlu diingat bahwa depresi bukanlah kesalahan Moms dan kondisi ini dapat dilawan.
Baca juga: Sering Tertawa Tanpa Sebab, Apa Penyebabnya?
Bahayanya Apabila Depresi Tidak Ditangani
Moms jangan membiarkan depresi tanpa penanganan karena kondisi ini akan berdampak berbahaya. Depresi dan penyakit hati serta gagal jantung berkaitan erat sehingga menunjukkan orang yang sedang menderita depresi mempunyai lebih banyak kemungkinan terserang oleh obesitas sebanyak 57% karena berubahnya pola makan serta kurangnya olahraga.
Selain itu, jika tidak ditangani dengan serius, maka depresi di usia muda mampu menurunkan kemampuan otak dan meningkatkan resiko terkena stroke hingga Alzheimer.
Banyak kasus orang-orang yang menderita depresi cenderung untuk melakukan bunuh diri. Oleh karena itu, Moms harus menangani stres dan depresi secara serius. Dimulai dari mengenali perbedaan stress dengan depresi dan bagaimana cara penanganannya.Â
Jika Moms merasakan gejala stres atau depresi diatas hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, mungkin inilah saatnya bagi Moms untuk meminta pertolongan profesional agar dapat membantu Moms melewati kondisi tersebut. Perlu Moms ingat bahwa semua yang sedang Moms rasakan akan terlewati dan ada orang-orang di sekitar yang peduli dengan Moms. Jadi, jangan ragu untuk menceritakan keluh kesah Moms serta meminta pertolongan kepada orang sekitar ya!
Baca juga: Coba 7 Tips Ini Untuk Lebih Percaya Diri
Referensi:
Everything You Want to Know About Depression. (2022). Retrieved 20 January 2022, from https://www.healthline.com/health/depression#causes