Selaput Dara Robek Saat Pertama Kali Berhubungan Seks?
Di Indonesia, robek tidaknya selaput dara identik dengan keperawanan. Selaput dara, atau disebut juga hymen, merupakan simbol kesucian dan moralitas seorang perempuan yang setia pada keluarga, budaya, atau agama. Keperawanan merupakan topik yang kerap diselimuti oleh berbagai macam mitos dan kesimpangsiuran. Terkadang kedua topik ini masih dianggap tabu untuk dibicarakan bagi sebagian besar masyarakat. Lalu, bagaimana cara mengetahui selaput dara robek? Apakah itu menandakan seseorang tidak lagi perawan?
Keperawanan
Perawan sering diartikan sebagai wanita yang belum pernah melakukan hubungan seks. Seks itu sendiri mempunyai cakupan bervariatif untuk bisa diartikan akurat.
Beberapa orang banyak yang mengartikan seks sebagai aktivitas penetrasi penis ke dalam vagina. Definisi ini benar-benar sempit karena mengesampingkan banyak orang dan tipe seks lainnya. Beberapa orang yang belum pernah melakukan seks penetrasi vagina tidak menganggap diri mereka sebagai perawan karena sudah pernah melakukan seks tipe lainnya, seperti anal atau oral.
Definisi ini juga membatasi lingkup komunitas LGBTQ+ yang mungkin tidak pernah melakukan seks penetratif penis-vagina, namun tidak menganggap mereka termasuk perawan.
Beberapa orang juga percaya bahwa “keperawanan” didasari oleh persetujuan (keinginan dan setuju untuk terlibat dalam hubungan seksual dari masing-masing pihak). Banyak juga yang menganggap bahwa hubungan seksual atas dasar paksaan tidak menjadikan seseorang bukan perawan lagi.
Selaput dara
Selaput dara merupakan jaringan kulit sangat tipis yang melapisi bukaan vagina. Terdapat beberapa anggapan yang menyatakan bahwa selaput ini merentang menutupi keseluruhan vagina. Pasalnya, hymen memiliki berbagai macam tingkat elastisitas dan ketebalan, juga mempunyai bukaan (bentuk bukaannya berbeda-beda pada setiap wanita) untuk memungkinkan darah menstruasi dan cairan tubuh lainnya mengalir keluar.
Biasanya, selaput dara memiliki bukaan selebar ukuran jari atau sebuah tampon kecil. Akan tetapi, bukaan tersebut tidak selalu berbentuk seperti lubang donat. Bagi beberapa wanita, bukaan selaput berbentuk seperti injakan tangga, dan ada juga yang bukaannya berbentuk seperti lubang-lubang kecil di seluruh permukaan hymen. Dalam kasus yang sangat langka, bukaan dapat terlihat sangat kecil sehingga jari, tampon, atau penis mungkin tidak bisa menembus lapisan tersebut dengan mudah (atau, tidak bisa sama sekali). Bahkan, ada beberapa wanita yang lahir tanpa selaput dara dalam vagina mereka.
Ketika seorang wanita menginjak masa puber dan mulai memproduksi hormon estrogen, hal ini dapat mengakibatkan hymen berubah teksturnya, menyediakan halangan ‘semu’ untuk menikmati hubungan seksual tanpa rasa sakit.
Fungsi selaput dara masih belum diketahui, namun satu teori menyatakan bahwa hymen ada untuk melindungi bukaan vagina dan daerah sekitarnya selama awal masa pertumbuhan seseorang.
Baca juga: Ketahui Apa Itu Biseksual dan Beberapa Faktanya!
Selaput dara robek, apakah sudah tidak perawan?
Keutuhan selaput dara sampai saat ini masih menjadi tolak ukur keperawanan dan moralitas seseorang. Padahal, keperawanan tidak dapat diukur atau dibuktikan dari pemeriksaan fisik vagina.
Hymen biasanya robek saat mengalami seks penetratif untuk pertama kalinya, namun ini tidak selalu terjadi. Robeknya hymen dapat mengakibatkan perdarahan sementara dan sedikit rasa tidak nyaman. Yang perlu Moms pahami, selaput dara juga dapat robek akibat kondisi lain, seperti masturbasi (memasukkan jari atau mainan seks ke dalam vagina), memasukkan tampon, penyisipan speculum saat pemeriksaan dokter ginekolog, atau olahraga fisik lainnya (senam, menunggang kuda, bersepeda).
Banyak sekali faktor penentu yang mungkin memainkan faktor pada cedera selaput dara. Banyak pula penelitian yang menunjukkan bahwa ahli forensik pada kasus pelecehan seksual anak tidak mampu membaca tanda-tanda kerusakan hymen, terutama apabila korban terlambat dibawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, karena selaput dara yang robek pada anak dan remaja masih bisa pulih dengan cepat.
Beberapa wanita bisa tidak menyadari saat selaput dara mereka robek, terlebih apabila hal tersebut tidak terjadi saat hubungan seksual, karena robek nya selaput dara bisa terjadi tanpa menyebabkan perdarahan maupun rasa sakit.
Bagaimana bisa selaput dara tidak robek saat berhubungan seks?
Rasa sakit selama berhubungan seks merupakan kondisi ginekologis umum, dan dapat diakibatkan oleh berbagai macam faktor yang mungkin tidak ada hubungannya sama sekali dengan gangguan medis, salah satunya terlalu terburu-buru penetrasi tanpa lubrikasi vaginal yang cukup.
Ketika melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya, selaput dalam vagina akan meregang demi memfasilitasi jalur masuk penis. Moms dapat ‘menjaga’ selaput dara tidak robek saat berhubungan seksual apabila tubuh Moms rileks dan mempunyai lubrikasi yang baik.
Sebagian wanita bisa mengalami perdarahan saat seks pertama mereka karena struktur hymen yang mereka miliki lebih tebal atau lebih resisten daripada wanita lainnya.
Selaput dara hanya ada satu seumur hidup
Selaput dara tidak akan hilang begitu saja dari dalam tubuh Moms, bahkan setelah robek. Beberapa residu jaringan selaput akan tetap menempel dalam vagina setelah hubungan seksual, bahkan akan bertahan setelah proses persalinan.
Tidak hanya itu, perkembangan teknologi medis modern memungkinkan orang-orang untuk ‘meremajakan’ kembali vagina dan selaput dara mereka yang telah robek. Terdapat dua prosedur khusus untuk melakukan hal ini, antara lain:
- Operasi rekonstruksi selaput dara (hymenplasty atau hymenorrgraphy). Prosedur ini memungkinkan dokter untuk menjahit kembali sisa-sisa jaringan selaput dalam vagina Moms. Prosedur ini akan menyamarkan “ketidak perawanan” Moms sehingga ketika Moms diharuskan untuk menjalani tes keperawanan, petugas kesehatan tidak akan mengetahui perbedaannya. Operasi rekonstruksi selaput dara bukanlah intervensi medis gawat darurat, melainkan hanya suatu prosedur yang dilakukan atas dasar sosial layaknya operasi plastik lain.
- Selaput dara buatan. Benda artifisial ini tidak beracun dan aman untuk dipakai. Hymen buatan dapat dimasukkan ke dalam vagina, sehingga melepaskan perdarahan palsu (cairan buatan dengan tekstur mirip darah) saat penetrasi terjadi.
Jadi, robek tidaknya selaput dara tidak dapat dijadikan patokan untuk menentukan keperawanan seseorang karena keperawanan tidak selalu berhubungan dengan penetrasi penis.
Baca Juga: Cara Sederhana Mengecek Kolesterol Tanpa Cek Lab!