Sering Buang Air Kecil? Mungkin Ini yang Jadi Penyebabnya
Moms mungkin perlu mulai waspada apabila sering buang air kecil. Hal ini karena kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai gangguan, dan tidak hanya sebagai akibat dari konsumsi cairan berlebihan. Normalnya, orang dewasa buang air kecil sebanyak 4-8 kali sehari. Lalu, apa penyebab sering buang air kecil? Bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab sering buang air kecil
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) diakibatkan oleh bakteri. Ketika terjadi infeksi, dinding uretra atau saluran yang membawa urine keluar dari tubuh, menjadi meradang dan teriritasi. Hal tersebut juga sama terjadi pada kandung kemih.
Kondisi inilah yang membuat dinding kandung kemih menjadi terpicu untuk mengeluarkan urine lebih sering. Volume urine yang sering keluar akibat ISK, biasanya lebih sedikit dibandingkan pada umumnya.
Pengaruh makanan dan minuman
Terlalu banyak minum bisa membuat Moms jadi buang air kecil terus menerus. Akan tetapi, selain frekuensi, jenis makanan dan minuman yang Moms konsumsi juga akan berpengaruh.
Minuman seperti alkohol, kopi, soda, serta jenis lain yang memiliki kandungan pemanis buatan dapat memicu Moms untuk buang air kecil.
Diabetes
Buang air kecil dengan volume yang besar yaitu salah satu gejala awal yang umum terjadi pada diabetes tipe 1 dan tipe 2. Hal ini karena, tubuh sedang berusaha untuk membuang kelebihan gula yang ada di dalam darah, melalui urine.
Kehamilan
Sering buang air kecil saat hamil, bukan merupakan suatu tanda adanya gangguan medis. Moms tidak perlu khawatir karena hal ini normal terjadi. Dengan kandungan yang semakin membesar, maka kandung kemih pun akan semakin tertekan, oleh karena itu harus lebih sering dikosongkan.
Gangguan prostat
Pembesaran prostat dapat mengakibatkan kandung kemih berkontraksi, dan memengaruhi aliran urine. Kondisi ini bahkan menjadi penyebab sering buang air kecil paling umum pada pria yang berusia di atas 50 tahun.
Mengonsumsi obat diuretik
Obat-obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau mengatasi penumpukan cairan di ginjal, masuk ke dalam golongan diuretik. Hal ini berarti, obat ini akan mengeluarkan cairan berlebih di tubuh melalui urine yang dapat mengakibatkan frekuensi buang air kecil meningkat.
Stroke dan penyakit saraf lainnya
Kerusakan saraf yang bertugas di area kemih maupun ginjal, juga dapat memicu Moms untuk sering buang air kecil.
Overactive bladder syndrome (OBS)
OBS sebenarnya merupakan kumpulan gejala yang timbul akibat otot kandung kemih menjadi lebih aktif. Selain sering buang air kecil, orang dengan OBS juga dapat mengalami gejala lain, seperti sering mengompol ketika malam hari.
Interstitial cystitis
Kemunculan kondisi ini memiliki ciri yaitu nyeri di kandung kemih dan area pangkal paha, yang berujung pada keinginan untuk buang air kecil.
Cara mengatasi sering buang air kecil
Melatih kandung kemih
Cara mengatasi buang air kecil secara terus menerus yang pertama yaitu dengan melatih kandung kemih. Pada terapi ini, Moms akan dilatih untuk memperpanjang jarak waktu buang air kecil. Terapi akan dilakukan selama 12 minggu, yang bertujuan agar Moms dapat melatih untuk lebih bisa menahan urine di dalam tubuh dan tidak terlalu sering buang air kecil.
Modifikasi pola makan
Menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu Moms ingin buang air kecil adalah salah satu langkah sederhana untuk mengatasi kondisi ini. Moms dapat membatasi konsumsi kopi, alkohol, soda, makanan pedas, hingga cokelat, dan perbanyak konsumsi serat.
Menjaga asupan cairan
Minum air memang baik untuk kesehatan, akan tetapi apabila berlebihan, buang air kecil secara terus menerus harus Moms terima sebagai risikoya. Minumlah secukupnya, dan hindari minum air terlalu banyak sebelum tidur.
Pemberian obat
Apabila kondisi buang air kecil secara terus menerus Moms diakibatkan oleh infeksi saluran kemih, maka pemberian obat antibiotik menjadi pilihan perawatan yang utama. Pemberian obat juga akan dilakukan untuk mengatasi pembesaran prostat serta OBS.
Baca Juga: Cara Membersihkan Paru-Paru Secara Mudah dan Alami