Kurir Kena Sasaran Amarah Karena COD, Sebetulnya Apa Aturannya?
Akhir-akhir ini terdapat beberapa kejadian dimana kurir yang bertugas mengirimkan barang dengan skema pembayaran COD menjadi sasaran amarah konsumen karena merasa barang yang diantarkan tidak sesuai dengan harapan mereka. Sebetulnya bagaimana proses COD yang benar, dan apakah tepat yang dilakukan oleh konsumen tersebut?
Apa Itu Skema Pembelian Online Dengan Sistem COD?
Pada dasarnya skema pembelian online dengan sistem COD cukup sederhana dimana pembeli baru akan melakukan pembayaran di tempat saat barang diterima. Awalnya proses COD ini sering dilakukan antara penjual barang secara pribadi dengan pembeli, dimana tujuannya adalah untuk memastikan barang yang dijual sesuai dengan deskripsi yang diberikan.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kemudahan dalam mengirimkan barang melalui kurir, hal tersebut pun mempengaruhi bagaimana proses COD dilakukan. Banyak toko online dan marketplace yang memanfaatkan jasa kurir untuk mengantarkan barang, yang pastinya tidak terlibat dalam proses penyediaan barang yang dibeli.
Bagaimana proses COD bisa berakibat salah paham?
Moms mungkin sudah membaca kasus dimana seorang kurir menjadi sasaran kemarahan para konsumen akibat barang yang diantarkan dirasa tidak sesuai dengan apa yang dipesan. Bahkan salah satu kasus berujung kepada laporan polisi dikarenakan konsumen mengancam kurir dengan menggunakan senjata tajam.
Kebanyakan kasus terjadi justru karena pembeli tidak membaca dengan lengkap detail yang tertera saat membeli suatu barang. Misalnya ada seorang pembeli yang merasa membeli alat bor dengan harga Rp.77.000 dan menjadi marah begitu paket dibuka yang ada hanya kepala bor saja. Meskipun secara logika tidak mungkin ada orang yang bisa menjual alat bor lengkap dengan harga sekecil itu, tetap saja pembeli meluapkan amarahnya kepada kurir yang mengantarkan.
Pembeli menganggap bahwa kurir bertanggung jawab terhadap isi antaran, padahal kemungkinan besar kurir juga tidak mengetahui apa yang dipesan dan apa yang diantarkan karena mereka tidak terlibat dalam proses penerimaan pesanan dan pengemasan.
Agar terhindar dari kesalahpahaman, sebaiknya Moms memahami bagaimana proses dan aturan COD yang lazim diberlakukan oleh toko online.
Baca juga: Suka Marah Tanpa Sebab? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Bagaimana proses dan aturan COD?
Kebanyakan toko online dan marketplace memiliki aturan COD yang mirip dalam mengatur bagaimana proses COD seharusnya dilakukan dengan perantara kurir. Beberapa aturan yang sebaiknya diketahui adalah:
- Pembeli tidak diperbolehkan untuk membuka paket sebelum memberikan pembayaran terhadap barang dan jasa pengantaran kepada kurir
- Jika pembeli sudah membuka paket, maka pembayaran wajib dilakukan apapun kondisi dan isi paket yang ada
- Jika pembeli merasa barang yang ada di dalam paket tidak sesuai dengan pemesanan, maka pembeli harus meminta ganti rugi kepada toko yang menjual, bukan kepada kurir. Pembeli berhak untuk meminta uang kembali kepada toko yang menjual, namun tidak bisa menolak membayar kepada kurir
- Pembeli bisa menolak untuk melakukan pembayaran jika memang paket belum dibuka, dan meminta kurir untuk mengembalikan barang tersebut. Namun harus ada alasan yang kuat untuk itu, jika tidak maka pembeli akan masuk daftar hitam toko online ataupun marketplace yang menjual barang tersebut
- Pembeli juga bisa masuk daftar hitam jika saat pengantaran barang tidak berada di lokasi dan tidak bisa dihubungi
- Pembeli sebaiknya merekam saat membuka isi paket dengan disaksikan kurir, agar jika terjadi kerusakan barang saat pengiriman ada bukti otentik yang bisa menunjukan bahwa kesalahan tersebut dilakukan oleh pihak lain, bukan oleh pembeli. Disarankan juga untuk menggunakan asuransi pengiriman agar mendapatkan ganti rugi jika barang rusak saat dikirim
Nah, semoga penjelasan ini bisa memberikan arahan yang tepat untuk bagaimana proses COD dilakukan dan bagaimana sebaiknya bersikap terhadap kurir yang mengantarkan. Jangan sampai salah menempatkan amarah kepada kurir yang jelas-jelas tidak bertanggungjawab terhadap isi barang yang diantarkan.
Baca juga: Yuk Ketahui Cara Membedakan Informasi Hoax dan Asli