Sering Tertawa Tanpa Sebab, Apa Penyebabnya?
Jika Moms sudah pernah menonton film Joker, pasti Moms tahu bahwa tokoh utamanya memiliki kebiasaan sering menangis atau sering tertawa tanpa sebab. Kondisi ini adalah salah satu bentuk dari gangguan mental yang disebut sebagai pseudobulbar affect. Sebenarnya apa penyebabnya dan bagaimana penanganannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Cara Mengendalikan Emosi Saat Pikiran Sedang Kalut
Penyebab Sering Tertawa Tanpa Sebab
Pseudobulbar affect atau PBA merupakan gangguan sistem saraf yang menyebabkan penderitanya menjadi sering menangis atau tertawa tanpa sebab tertentu. Penyebab terjadinya kondisi ini belum diketahui pasti, namun diduga disebabkan karena adanya kerusakan di bagian otak yang berfungsi untuk mengontrol emosi dan terjadinya perubahan zat kimia di otak.
Kondisi PBA lebih sering terjadi pada orang-orang yang menderita gangguan saraf seperti:
- Cedera kepala
- Epilepsi
- Stroke
- Alzheimer
- Penyakit Parkinson
- Tumor otak
Baca juga: Tips Hilangkan Rasa Cemas yang Berlebihan
Apakah Kondisi Ini Berbahaya?
Menurut dokter, sebenarnya kondisi sering tertawa tanpa sebab ini tidak berbahaya bagi penderitanya. Namun, karena emosi yang tidak bisa dikontrol, penderitanya akan mengalami efek psikologis tertentu. Seperti minder, merasa malu, depresi, dan lain sebagainya.Â
Bagaimana Penanganannya?
Dalam menangani kondisi pseudobulbar affect, tidak ada obat khusus yang dapat mengatasi kondisi tersebut secara efektif. Namun, ada beberapa golongan obat yang bisa membantu mengendalikan ledakan emosi penderita PBA seperti golongan obat antidepresan.
Selain mengonsumsi obat-obatan, ada hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gejala PBA, berikut ini diantaranya:
Mengubah Posisi Berdiri dan Duduk
Salah satu cara yang dipercaya cukup efektif untuk mengatasi ledakan emosi dari seorang penderita PBA yaitu dengan mengubah posisi berdiri dan duduk serta bernapas dengan perlahan.
Merilekskan Tubuh
Sering tertawa tanpa sebab akan membuat penderitanya mengalami otot tubuh dan otot wajah yang tegang sehingga penderita harus melakukan relaksasi, terutama pada bagian bahu dan dahi saat gejala PBA telah berakhir.
Membicarakan Kondisi Mereka dengan Orang Terdekat
Seseorang yang menderita PBA harus menjelaskan kondisinya kepada orang sekitar sehingga mereka tidak kebingungan saat penderita tiba-tiba tertawa tanpa sebab.
Meskipun tidak berbahaya, sebaiknya tetap kenali gejala kondisi pseudobulbar affect dan melakukan pemeriksaan dengan dokter.
Baca juga: Perbedaan Panic Attack dan Anxiety Attack yang Perlu Moms Ketahui