Makan Telur Mentah, Sehat atau Berbahaya?

Makan Telur Mentah

Telur merupakan salah satu bahan pokok makanan yang harus tersedia di rumah setiap saat. Selain mudah untuk diolah, telur juga mengandung nutrisi yang tinggi sehingga bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Tetapi ada sebagian orang yang gemar makan telur mentah. 

Di Indonesia sendiri, telur mentah sering dicampur dengan jamu sebagai obat herbal. Para atlet juga sering mengonsumsi telur mentah agar mendapatkan kandungan proteinnya yang tinggi. Lalu, sebenarnya apakah makan telur mentah menyehatkan atau malah berbahaya untuk kesehatan? 

Apa bahayanya?

Walaupun telur mentah memiliki manfaat yang sama dengan telur yang sudah dimasak, makan telur mentah dikhawatirkan dapat menyebabkan infeksi Salmonella. Dan ternyata, mengonsumsi telur mentah bisa meningkatkan beberapa resiko, diantaranya:

1. Menghambat penyerapan protein

Telur merupakan salah satu sumber protein dan asam amino terbaik. Namun sayangnya, makan telur mentah mampu mengurangi penyerapan protein yang berkualitas. Protein pada telur yang dimasak lebih mudah untuk dicerna. Walaupun protein lebih baik diserap dari telur yang matang, ada beberapa nutrisi lain yang mungkin sedikit berkurang saat dimasak, diantaranya vitamin A, vitamin B5, kalium, serta fosfor. 

2. Menghambat penyerapan biotin

Bahaya makan telur mentah yang selanjutnya yaitu dapat menghambat penyerapan biotin. Biotin merupakan vitamin B atau vitamin B7, yaitu jenis vitamin yang larut di dalam air. Vitamin ini terlibat di dalam produksi glukosa serta asam lemak tubuh. Selain itu, vitamin B juga penting untuk dipenuhi selama kehamilan. Kuning telur mengandung sumber biotin yang baik, sementara putih telur mengandung protein yang disebut dengan avidin. 

Saat mengonsumsi telur dalam keadaan mentah, penyerapan biotin pun akan terhambat karena avidin dan biotin saling mengikat. Saat telur dipanaskan, avidin akan rusak. Tetapi, ini bukanlah suatu masalah yang besar. Ketika avidin rusak, sistem pencernaan mampu menyerap biotin dengan baik. 

3. Resiko kontaminasi bakteri

Kekhawatiran tinggi dari makan telur mentah atau telur setengah matang yaitu infeksi bakteri Salmonella. Bakteri ini bisa ditemukan pada kulit telur dan juga di dalam telur. Saat masuk ke tubuh, bakteri dapat menyebabkan keracunan. Gejala keracunan makanan diantaranya diare, demam, mual, kram perut, serta sakit kelapa. Gejala ini biasanya terjadi 6 sampai 48 jam setelah makanan masuk dan bisa berlangsung selama 3 sampai 7 hari. 

Bahaya kontaminasi bakteri dari telur mentah

Infeksi Salmonella sering diabaikan karena akan membaik dengan sendirinya. Tetapi, pada orang-orang dengan kondisi tertentu, infeksi ini dapat berakibat fatal, lho. Berikut ini kelompok-kelompok individu yang beresiko saat mengalami infeksi Salmonella, diantaranya:

  • Bayi dan anak kecil. Bayi dan anak kecil rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum matang. Maka dari itu, anak kecil perlu menghindari makan telur mentah.
  • Ibu hamil. Pada kasus yang jarang, infeksi Salmonella dapat menyebabkan kram pada rahim yang kemudian akan menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati. 
  • Lansia. Orang dengan usia di atas 65 tahun juga beresiko mengalami masalah yang serius apabila terinfeksi Salmonella melalui makanan. Faktor yang berkontribusi diantaranya malnutrisi serta perubahan sistem pencernaan karena faktor usia.
  • Orang dengan imunitas  rendah. Orang dengan penyakit kronis rentan terhadap infeksi Salmonella. Orang yang menderita HIV, tumor ganas, dan diabetes merupakan kelompok individu yang tidak boleh makan telur mentah. 

Kelompok individu yang sudah disebutkan di atas harus menghindari makan telur mentah atau makanan yang dicampur dengan telur mentah. Ada beberapa makanan yang mengandung telur mentah, diantaranya icing kue, es krim, serta mayones. 

Apabila Moms mengalami tanda-tanda keracunan, segera pergi dan tanyakan ke dokter agar menerima langkah perawatan yang tepat.

Baca juga: Nasi Merah Lebih Sehat Dari Nasi Putih, Apa Alasannya?

Momslyfe tidak mempunyai wewenang untuk menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Untuk konsultasi medis disarankan agar Moms mengunjungi dokter atau tenaga medis terdekat.

Related Articles

guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x