Anak Sakit Campak? Ini Cara Merawatnya

Anak Sakit Campak

Anak sakit campak merupakan salah satu hal yang pastinya membuat Moms khawatir. Campak adalah penyakit yang menular lewat udara melalui aktivitas bernapas, bersin, ataupun batuk. Agak sulit untuk mendeteksi penyakit campak pada fase awal karena gejalanya yang hampir sama dengan flu biasa, seperti pilek, batuk, serta demam.

Namun, jika Moms perhatikan secara seksama, sebenarnya terdapat perbedaan yang dapat mengarah pada diagnosis campak, yaitu anak demam yang disertai dengan mata merah dan juga berair. Bercak ruam merah di seluruh tubuh baru akan muncul di hari ke-4 demam, yaitu setelah 10 hari kuman masuk dan berkembang biak di dalam tubuh anak. 

Prinsip penanganan anak yang menderita campak yaitu dengan terapi positif. Cara ini dilakukan mengingat campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang bisa memiliki sifat self limiting disease atau bisa sembuh dengan sendirinya.

Tetapi, Moms tetap harus mengendalikan perkembangan virus yang ada di dalam tubuh si kecil guna mencegahnya tersebar ke organ vital lainnya seperti paru-paru dan otak. Nah, apa saja langkah yang harus Moms lakukan untuk merawat anak yang menderita sakit campak?

Apa yang menyebabkan campak?

Sebelum Moms mengetahui bagaimana langkah perawatan yang harus dilakukan saat anak sakit campak, ada baiknya jika Moms mengetahui apa penyebab dari campak. Dilansir dari situs childrenshospital.org, penyakit campak disebabkan oleh virus Morbili yang biasanya ada pada musim dingin dan musim semi.

Langkah perawatan jika anak sakit campak

Istirahat yang cukup

Moms perlu menasehati anak untuk beristirahat yang cukup. Kurangi juga aktivitas fisik anak untuk sementara. Waktu tidur untuk anak yaitu sekitar 8-10 jam agar dapat memulihkan sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan virus yang berkembang biak di dalam tubuhnya. 

Membatasi kontak

Karena sifat dari penyakit campak ini mudah menular melalui udara, maka saat anak campak sebaiknya Moms membatasi kontaknya dengan orang lain. Apabila anak sudah sekolah, sebaiknya izin agar anak dapat istirahat di rumah sehingga tidak menyebarkan penyakit campak ke teman-temannya.

Selain itu, untuk sementara pisahkan anak yang sedang sakit dari saudaranya. Terutama jika Moms mempunyai bayi yang belum melakukan vaksin campak. Bagi anggota keluarga atau yang rentan, bisa diberikan vaksin campak atau human immunoglobulin sebagai bentuk pencegahan. Sebaiknya berikan masker untuk anak guna membatasi penularan melalui bersin atau batuk.

Baca juga: Apa yang Bisa Dilakukan Agar Batuk Anak Cepat Sembuh?

Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi

Meskipun bersifat menular, kebanyakan pasien infeksi bisa sembuh dengan sendirinya. Saat anak sakit campak, mengonsumsi makanan yang bergizi memiliki peranan penting dalam terapi suportif.

Berikan anak makanan 4 sehat 5 sempurna dengan tambahan porsi buah serta sayur yang banyak mengandung vitamin. Walaupun si kecil kadang sulit untuk makan karena iritasi pada kerongkongan, Moms bisa mengakalinya dengan memberi makan dengan porsi yang sedikit namun sering. Hindari memberi anak makanan yang dingin serta digoreng untuk sementara. 

Baca juga: Anak Menderita Cacar Air? Moms Dapat Lakukan Hal Ini

Menjaga kebersihan 

Saat anak sakit campak, Moms mungkin akan khawatir untuk memandikannya karena dapat memperparah bercak merah pada kulitnya. Sebenarnya, ini adalah anggapan yang salah, lho.

Bercak pada kulit anak yang menderita campak akan terasa sangat gatal hingga si kecil akan menggaruknya. Garukan ini dapat memperparah bercak hingga menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Bercak ini bisa berubah menjadi luka yang mengeluarkan nanah.

Jika si kecil sudah tidak panas, mandikan anak guna mengurangi rasa gatal dan juga memberinya rasa nyaman. Gunakan sabun bayi yang tidak membuat kulit iritasi. Jika Moms masih merasa khawatir, setidaknya lap tubuh si kecil menggunakan handuk basah dan bedaki dengan salicyl talc agar rasa gatalnya berkurang. 

Selain itu, selama masa sakit dan pemulihan, Moms perlu menyiapkan peralatan pribadi khusus untuk anak seperti peralatan makan dan juga handuk. Ini dilakukan untuk mencegah penularan melalui kontak tidak langsung. 

Menghindari dehidrasi

Demam tinggi yang terjadi saat anak sakit campak dapat mengurangi cairan serta elektrolit tubuh. Hindari dehidrasi dengan memberikan anak asupan air yang cukup untuk menjaga cairan tubuhnya serta untuk mengganti cairan yang hilang saat anak muntah dan diare ketika campak. 

Baca juga: Suhu Tubuh Anak Moms Rendah, Apakah Harus Khawatir?

Konsultasi dengan dokter

Meskipun kebanyakan penyakit campak tidak menyebabkan kematian, namun ada beberapa kasus yang berujung komplikasi. Virus Morbili yang ada di dalam tubuh bisa menyebar ke seluruh bagian lewat pembuluh darah. Apabila menyerang pencernaan, si kecil akan muntah dan juga menderita diare hebat.

Hal yang paling mengkhawatirkan yaitu terjadinya komplikasi pada paru-paru yang berupa radang paru atau pneumonia. Anak akan sulit untuk bernapas serta sesak napas. Komplikasi fatal yang lain adalah ensefalitis yang merupakan radang otak yang menyebabkan anak menjadi kejang serta turunnya tingkat kesadaran. 

Maka dari itu, segera lakukan konsultasi dengan dokter sejak awal agar bisa mencegah terjadinya komplikasi saat anak sakit campak. Dokter biasanya akan memberi antibiotik apabila terdapat infeksi sekunder. Tidak lupa juga dengan obat penurun panas seperti ibuprofen atau paracetamol.

Selain itu, pemberian suplemen vitamin A juga dapat mempercepat kesembuhan sakit. Dosis yang harus diberikan yaitu:

  • Bayi berusia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari diberikan 2 dosis 
  • Berusia 6-11 bulan 100.000 IU/hari diberikan 2 dosis
  • Berusia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari diberikan 2 dosis
  • Jika anak memiliki tanda defisiensi vitamin A, berikan 2 dosis pertama sesuai dengan usia, lalu lanjutkan dosis ketiga sesuai dengan usia yang diberikan ketika 2-4 minggu kemudian 

Lakukan imunisasi

Salah satu cara untuk mengurangi jumlah penyakit campak yaitu dengan melakukan vaksinasi. Melakukan imunisasi hanya akan efektif jika diberikan secara berulang yaitu ketika anak berusia 9 bulan dan ketika usia sekolah. Maka dari itu, sebaiknya Moms aktif memberikan si kecil imunisasi di puskesmas, posyandu, atau rumah guna mencegah anak sakit campak. 

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Anak Menderita Campak?

Referensi:

Measles (rubeola) Symptoms & Causes | Boston Children’s Hospital. (2021). Retrieved 17 November 2021, from https://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/m/measles-rubeola/symptoms-and-causes

Momslyfe tidak mempunyai wewenang untuk menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Untuk konsultasi medis disarankan agar Moms mengunjungi dokter atau tenaga medis terdekat.

Related Articles

guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x