Ciri ciri DBD Pada Anak yang Wajib Moms Cermati

Kasus demam berdarah dengue atau yang disebut dengan DBD telah menyebabkan banyak kematian terjadi di berbagai negara. Maka tidak heran WHO terus melakukan kampanye serta mendesak masyarakat untuk melakukan langkah-langkah guna mencegah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini.

Selain pencegahan, penting juga bagi Moms untuk mengetahui ciri-ciri DBD yang berpotensi mengancam jiwa, khususnya jika terjadi pada anak-anak. Untuk mengetahui apa saja gejala, cara penanganan, serta pencegahannya, simak ulasannya berikut ini.

Apa saja ciri-ciri DBD pada anak?

Memang sulit untuk mengetahui apakah buah hati Moms menderita demam berdarah atau tidak, karena ciri-ciri DBD dengan mudah bisa dikacaukan dengan infeksi virus yang lain. Walaupun begitu, ada beberapa tanda yang perlu Moms perhatikan apabila terjadi pada anak, diantaranya:

1. Mengalami demam tinggi tanpa penyebab yang jelas

Ciri-ciri DBD yang pertama yaitu demam tinggi tanpa penyebab yang jelas. Demam ini sering terjadi tanpa disertai batuk, pilek, atau infeksi lain yang bisa menjadi penyebab demam. Apabila Moms mencurigai sang buah hati menderita demam berdarah, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

2. Demam yang hilang digantikan dengan gejala lain yang mengkhawatirkan

Penting untuk diketahui bahwa dua hari pertama setelah demam merupakan masa-masa yang paling penting. Dokter akan memonitor sang anak setelah demam tinggi hilang guna mendiagnosa apakah anak terkena demam berdarah. Jika demam pada anak turun, waspadai ciri-ciri DBD yang lebih parah, diantaranya:

Sakit kepala yang parah
Sekitar mata terasa sakit
Ruam pada kulit serta bintik merah
Pendarahan pada hidung dan gusi
Sakit perut parah
Terus-menerus muntah

Jika si kecil mengalami ciri-ciri DBD seperti di atas, maka perlu dilakukan perawatan di rumah sakit terutama jika kondisi ini terjadi pada bayi yang berusia di bawah 12 bulan.

Bagaimana penanganannya?

Penyakit DBD tidak mempunyai obat, termasuk yang terjadi pada anak dan juga orang dewasa. Tetapi, dengan melakukan perawatan yang cepat dan tepat dapat mengurangi demam, gejala, serta rasa sakit terutama jika ciri-ciri DBD yang dialami anak tidak memerlukan rawat inap.

Obat teraman yang bisa digunakan untuk mengatasi demam tinggi yaitu parasetamol. Selain itu, pastikan juga bahwa si kecil mendapat asupan cairan yang cukup serta beristirahat. Hindari obat anti inflamasi atau NSAID seperti asam mefenamat dan ibuprofen.

Karena, obat-obatan tersebut sudah terbukti dapat memperparah pendarahan. Obat-obatan lain yang perlu dihindari yaitu aspirin dan steroid. Obat antibiotik juga dibutuhkan untuk mengobati gejala DBD.

Apabila buah hati Moms mengalami demam berdarah dan perlu melakukan rawat inap, dokter akan memberi cairan infus serta elektrolit (garam) guna mengganti cairan yang telah hilang karena muntah atau diare. Apabila perawatan dilakukan secara cepat, perawatan ini biasanya cukup untuk mengobati demam berdarah dengan efektif. Untuk kasus lain, dokter mungkin saja perlu melakukan transfusi darah.

Pencegahan DBD yang bisa dilakukan

Setelah mengetahui ciri-ciri DBD dan cara penanganannya, Moms juga perlu mengetahui bagaimana pencegahan yang perlu dilakukan.

Untuk mencegah terjadinya DBD, usahakan untuk selalu membersihkan area yang beresiko menjadi tempat sarang nyamuk, seperti tumpukan barang dan genangan air, khususnya saat musim hujan.

Selain itu, kebiasaan si kecil untuk bermain di sore hari juga mampu meningkatkan resiko terkena gigitan nyamuk DBD. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memakaikan anak obat anti nyamuk berupa spray atau lotion guna menghindari gigitan nyamuk yang beresiko menyebabkan demam berdarah.