Melatih Kecerdasan Emosi Anak yang Perlu Moms Ketahui
Moms tentu punya waktu lebih lama berinteraksi dengan anak-anak di rumah selama masa pandemi. Ada saatnya dimana anak mempunyai mood yang kurang baik. Hal ini tentu tidak mudah untuk menghadapinya. Lalu, bagaimana cara melatih kecerdasan emosi anak?
Kecerdasan emosi ini tidak harus menunggu anak beranjak dewasa dan mengerti mengenai perasaan. Hal ini perlu dilatih sejak dini agar membantu perkembangan emosi pada anak-anak.
Semakin dilatih, anak tentunya lebih bisa memaknai setiap emosi yang terjadi pada dirinya. Selain itu, anak juga dapat belajar mandiri dan mampu mempertajam keterampilan sosial dalam bersosialisasi.
Bagaimana Melatih Kecerdasan Emosi Anak?
Melansir Gottman dan Very Well Family, berikut terdapat beberapa tips dalam melatih kecerdasan emosi anak:
Mengajarkan menerima perasaan negatif
Ketika anak sedang terlihat menangis, Moms harus mengusahakan untuk menghindari kata-kata seperti: Sudah diam, tidak perlu menangis. Atau berhenti menangis. Kalimat ini memang berusaha menghentikan tangisan anak, akan tetapi hal ini justru kurang tepat.
Anak seolah dipaksa berhenti ketika dirinya sedang ingin mengekspresikan perasaan negatif yang sedang dirasakan. Hal inilah yang menghambat anak untuk melatih kecerdasan emosi nya.
Sebaiknya ketika anak-anak sedang marah atau sedih, cobalah untuk mengutarakan, sepertinya kamu sedang sedih ya atau apa yang sedang terjadi. Kalimat seperti ini bagus diutarakan kepada anak agar dirinya mau terbuka dan menceritakan apa yang sedang terjadi.
Validasi perasaan anak
Ketika anak sudah mulai jujur dan menerima perasaan negatif yang sedang dialaminya. Tugas Moms sekarang perlu sekali untuk berusaha menenangkan apa yang sedang dirasakan anak.
Moms dapat mengutarakan kalimat seperti, Mama tahu bahwa kejadian ini menyedihkan, namun kamu boleh tenang karena ini bukan masalah yang besar. Tahapan ini akan membuat anak untuk tidak perlu khawatir terhadap sebuah masalah atau perasaan negatif yang tengah terjadi padanya.
Moms dapat mengingatkan bahwa setiap orang pasti akan merasakan perasaan sedih atau marah. Semua itu merupakan hal yang wajar terjadi. Dengan begitu anak akan menyadari bahwa dirinya tidak sendiri.
Melatih anak berempati
Meskipun masih kecil, anak-anak bisa Moms ajarkan untuk melatih sikap empati di dalam dirinya. Apabila sikap empati sudah dimiliki anak, ini tentu akan membantu dirinya bersosialisasi dengan orang lain di sekitarnya.
Moms perlu melatih sikap ini ke anak. Hal ini dapat dilakukan dari kejadian yang terjadi di sekitar anak atau melalui tayangan televisi.
Apabila terdapat kejadian tentang kejadian kriminal, mungkin ini dapat dijadikan pelajaran agar anak dapat merasakan bagaimana menjadi korban.
Moms juga dapat menunjukkan ekspresi untuk menarik perhatian dan empati anak. Dari kejadian sebelum kriminal ini, Moms dapat berekspresi seolah menjadi korban dengan raut muka sedih.
Tidak hanya dapat merasakan kejadian yang dirasakan korban, raut wajah kesedihan yang dibuat Moms juga akan mengembangkan lebih banyak empati untuk anak.
Hal ini perlu dilatih terus-menerus agar anak dapat terbiasa belajar memahami perasaan yang dialami oleh orang lain.
Baca Juga: Tanda-Tanda Anak Cerdas Di Atas Rata-Rata yang Bisa Moms Amati
Mengajari anak menghadapi perasaan tidak nyaman
Anak tidak selalu merasa bahagia dan nyaman, adakalanya merasakan hal-hal yang tidak disenangi oleh dirinya. Walaupun usianya masih kecil, anak-anak juga dapat merasakan perasaan tidak nyaman terhadap sesuatu yang terjadi pada dirinya.
Tidak hanya melatih dan mengajarkan anak menerima perasaan negatifnya. Moms sebagai orangtua juga bisa membantu dirinya menyelesaikan masalah yang sedang terjadi.
Wajar sekali apabila anak mulai merasa bosan, marah, takut, atau kadang-kadang kesepian. Moms dapat mengajarkan mengenai strategi yang tepat untuk menghadapi ketidaknyamanannya ini.
Perlahan-lahan dalam melatihnya agar terbiasa memikirkan solusi dan berpikir kalau perasaan yang dirasakannya itu normal terjadi.
Dengan dukungan orang terdekat, anak dapat belajar bahwa emosi yang tidak nyaman ini dapat ditolerir dan diatas oleh dirinya sendiri.
Berusaha memperbaiki perilaku, bukan emosi
Berusaha memperbaiki perilaku merupakan salah satu cara melatih kecerdasan emosi anak. Sebagai orangtua yang memiliki peran penting dalam perkembangan anak. Moms harus bisa menjelaskan bentuk perasaan negatif yang sedang dialami anak ketika kebingungan dengan emosinya sendiri.
Akan tetapi, perlu disadari kalau yang diperbaiki itu perilakunya, bukan menolak emosi anak. Biarkan emosinya tetap keluar asalkan tidak berlebihan.
Perasaan marah itu wajar, akan tetapi perilaku agresif itu tidak baik. Contohnya ketika anak merasa bosan berada di pusat perbelanjaan kemudian dirinya mengamuk.
Moms dapat memberikan waktu untuk dirinya mengeluarkan emosi sampai tenang. Selanjutnya katakan pada anak bahwa Moms tidak keberatan jika dirinya marah, akan tetapi tidak boleh sampai bersikap agresif.
Sikapnya yang agresif karena tidak dapat mengontrol emosi hanya akan mengganggu orang lain, apalagi jika sampai berteriak-teriak di depan umum.
Melatih kecerdasan emosi anak ini dapat dilakukan kapan saja. Tidak perlu menunggu anak beranjak dewasa atau ketika dirinya bersekolah. Usahakan untuk Moms mengajarkannya sedini mungkin.
Untuk membuat kecerdasan emosi anak semakin matang, Moms dapat meminta bantuan pasangan atau keluarga di rumah dalam melatih anak bersama-sama.
Nah itulah beberapa cara melatih kecerdasan emosi anak yang dapat Moms coba. Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya!
Baca Juga: Ketahui Cara Melatih Fokus Anak Berikut Ini!
Referensi: How to Strengthen Your Child’s Emotional Intelligence. (2017). Retrieved 13 November 2021, from https://www.gottman.com/blog/strengthen-childs-emotional-intelligence/
6 Parenting Strategies for Raising Emotionally Intelligent Kids. (2021). Retrieved 13 November 2021, from https://www.verywellfamily.com/tips-for-raising-an-emotionally-intelligent-child-4157946