Pesan Moral Dari Cerita Sangkuriang, Bagus Untuk Diajarkan Kepada Anak
Jika Moms pernah berkunjung ke kota Bandung, pasti pernah mendengar area wisata Tangkuban Perahu yang berada di sana. Jika sudah kesana, pasti tahu mengenai cerita Sangkuriang yang menjadi latar belakang asal-usul Tangkuban Perahu.
Cerita Sangkuriang ini sarat akan pesan moral yang bagus untuk kita pelajari dan diajarkan kembali kepada orang tersayang. Jika Moms saat ini punya anak sekitar usia balita, si kecil pasti akan senang sekali mendengar cerita ini dan sekaligus mendapatkan pesan moralnya.
Penasaran akan ceritanya? Berikut kisah Sangkuriang dan Tangkuban Perahu untuk Moms.
Dayang Sumbi
Alkisah pada jaman dahulu kala ada seorang putri bernama Dayang Sumbi. Putri dari raja Sungging Perbangkara ini dikenal memiliki kecantikan yang luar biasa. Banyak dari bangsawan dan raja-raja lain yang terpesona dengan kecantikan Dayang Sumbi dan ingin meminangnya.
Karena persaingan dalam memperebutkan Dayang Sumbi, akibatnya banyak dari raja-raja tersebut yang akhirnya saling berperang. Dayang Sumbi pun sedih mengetahui hal ini, dia tidak ingin ada korban jiwa hanya karena memperebutkan dirinya.
Dayang Sumbi pun memohon kepada ayahnya untuk mengijinkan dia pergi mengasingkan diri dan menghilang, agar para raja tersebut berhenti berperang. Sang ayah mengabulkan keinginan tersebut, dan memberikan seekor anjing bernama Tumang yang ditugaskan untuk menjaga Dayang Sumbi di pengasingannya.
Dalam pengasingan, Dayang Sumbi suka sekali menenun kain. Suatu hari, alat tenun Dayang Sumbi jatuh, karena rasa malas Dayang Sumbi pun berujar “Siapa yang mau mengambilkan alat tenun tersebut, jika laki-laki akan kujadikan suami, jika perempuan akan kujadikan saudara”
Tumang yang berada di dekat Dayang Sumbi pun mengambil alat tenun tersebut. Termakan ucapannya sendiri, akhirnya Dayang Sumbi pun menikahi Tumang. Namun, tidak disangka ternyata Tumang adalah titisan dewa yang dikutuk menjadi anjing. Dayang Sumbi dan Tumang pun memiliki seorang anak yang diberi nama Sangkuriang.
Cerita Sangkuriang dan Dayang Sumbi
Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan sakti karena merupakan keturunan dewa. Namun, Sangkuriang tidak pernah mengetahui bahwa Tumang adalah ayahnya karena hal itu ditutupi oleh Dayang Sumbi.
Suatu hari, Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang untuk berburu kijang karena Dayang Sumbi ingin memakan hatinya. Berangkatlah Sangkuriang bersama Tumang menuju hutan untuk berburu kijang.
Sangkuriang dan Tumang melihat seekor kijang yang sedang merumput di tengah hutan. Sangkuriang pun menyuruh Tumang untuk mengejar kijang tersebut, namun Tumang tidak menuruti permintaan Sangkuriang tersebut.
Sangkuriang sangat jengkel kepada Tumang dan akhirnya malah membunuh anjing itu dan mengambil hatinya untuk diberikan kepada Dayang Sumbi.
Tidak mengetahui bahwa hati yang dibawa adalah hatinya Tumang, Dayang Sumbi pun memakan hati yang diberikan oleh Sangkuriang. Namun selang tak berapa lama, Dayang Sumbi menyadari bahwa hati tersebut sebetulnya adalah milik Tumang.
Tak terbayangkan amarah Dayang Sumbi mengetahui hal tersebut, dia pun memukul kepala Sangkuriang dengan gayung hingga terluka. Sangkuriang berbalik marah dan menganggap Dayang Sumbi lebih sayang Tumang dibanding dirinya.
Dengan kepala dan hati yang terluka, Sangkuriang akhirnya meninggalkan Dayang Sumbi dan pergi mengembara.
Dayang Sumbi Mengetahui Bahwa Sangkuriang adalah Anaknya
Bertahun-tahun pun berlalu semenjak Sangkuriang meninggalkan Dayang Sumbi. Tanpa disadari, dalam pengembaraannya Sangkuriang ternyata kembali ke tempat dimana Dayang Sumbi berada dan mereka pun bertemu.
Perubahan fisik Sangkuriang membuat Dayang Sumbi tidak mengenali lagi anaknya sendiri. Sebaliknya, diberkahi kecantikan dan awet muda, Dayang Sumbi masih terlihat seperti seorang gadis muda yang membuat Sangkuriang tidak mungkin menyadari bahwa dia adalah ibunya yang dulu ditinggalkannya.
Sangkuriang dan Dayang Sumbi yang sama-sama tidak menyadari hubungan darah mereka pun akhirnya saling jatuh cinta sesudah pertemuan mereka tersebut. Mereka pun merencanakan untuk segera menikah.
Menjelang persiapan pernikahan, Dayang Sumbi hendak memasangkan penutup kepala ke Sangkuriang. Terkejutlah Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang yang persis dengan luka yang dulu dia berikan ke anaknya. Dayang Sumbi pun menanyakan asal-usul luka tersebut.
Sangkuriang yang tidak menyadari bahwa Dayang Sumbi adalah ibunya sendiri menceritakan bahwa luka tersebut didapatnya dari ibunya yang dulu memukulnya karena membunuh anjing mereka.
Terkejut dan juga sedih, Dayang Sumbi menceritakan kepada Sangkuriang bahwa itu artinya dia adalah ibunya sendiri dan mereka tidak mungkin melanjutkan rencana pernikahan mereka.
Asal Usul Tangkuban Perahu
Sangkuriang yang sudah dibutakan oleh cinta dan nafsu menganggap Dayang Sumbi hanya mengarang cerita tersebut karena sesungguhnya dia tidak mau dinikahi oleh Sangkuriang. Apapun perkataan Dayang Sumbi untuk meyakinkan Sangkuriang tidak digubrisnya.
Lelah mencoba meyakinkan Sangkuriang, Dayang Sumbi akhirnya mengiyakan keinginan Sangkuriang dengan syarat yang dia anggap akan berat sekali dan tidak mungkin dilakukan oleh Sangkuriang.
Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membuat danau dari sungai Citarum dan sebuah perahu besar yang akan berada di danau tersebut. Tidak hanya itu, Dayang Sumbi meminta pekerjaan itu diselesaikan hanya dalam waktu satu malam saja.
Tak disangka, Sangkuriang menyanggupi permintaan tersebut.
Berbekal kesaktiannya, Sangkuriang memanggil para jin dan mahluk halus untuk membantunya melakukan pekerjaan tersebut. Dalam waktu sekejap, pekerjaan yang diminta oleh Dayang Sumbi sudah mau selesai sedangkan fajar masih lama.
Panik melihat betapa cepatnya Sangkuriang bekerja bersama jin dan mahluk halus, Dayang Sumbi memaksa ayam jantan untuk segera berkokok meskipun hari belum pagi. Mendengar ayam berkokok, para jin dan mahluk halus lari ketakutan karena menganggap hari sudah pagi.
Kaburnya jin dan mahluk halus membuat Sangkuriang tidak mungkin menyelesaikan pekerjaan yang tersisa. Dengan rasa marah dia pun menghancurkan bendungan yang hampir jadi dan juga perahu yang sedang dibuatnya.
Perahu yang ditendang oleh Sangkuriang lah yang akhirnya menjadi gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung.
Sangkuriang semakin murka mengetahui bahwa Dayang Sumbi sudah memaksa ayam berkokok meskipun hari belum pagi. Dia mengejar Dayang Sumbi, namun Dayang Sumbi menghilang ke dalam hutan di bukit yang sekarang dikenal sebagai gunung Putri.
Sangkuriang pun menghilang ke alam ghaib dan tidak pernah terlihat lagi.
Pesan Moral Cerita Sangkuriang dan Asal Usul Tangkuban Perahu
Pesan yang bisa Moms ajarkan kepada anak adalah untuk selalu bersikap jujur, karena kebohongan Sangkuriang yang membunuh Tumang dan berkata bahwa hati yang diberikan ke Dayang Sumbi adalah hati kijang, mengakibatkan hubungan mereka sebagai ibu dan anak menjadi jauh dan tidak pernah bisa pulih kembali seperti sedia kala.
Masih banyak dongeng anak Indonesia menarik lainnya yang bisa Moms ceritakan kepada si kecil, dan pastinya tidak kalah menarik dari cerita superhero luar negeri.
Menjelaskan cerita ini tentunya akan lebih asik juga jika dilakukan sambil berkunjung ke area Tangkuban Perahu bersama si kecil. Jadi tambah satu lagi alasan untuk traveling bersama keluarga kan Moms.
helpful