Gejala-gejala yang Menandakan Bayi Menderita Penyakit Serius

Bayi Menderita Penyakit Serius

Bayi belum bisa berkomunikasi dengan jelas untuk memberi tahu Moms apa yang ia rasakan. Tidak heran jika banyak orang tua yang merasa kebingungan saat anaknya sakit. Maka dari itu, penting bagi Moms untuk mengenali gejala yang bisa menandakan bahwa bayi menderita penyakit serius sebelum terlambat dan bisa berakibat fatal. 

Berikut ini cara menandakan gejala sakit pada bayi yang ringan dan yang bahaya. 

Gejala yang menandakan bayi menderita penyakit serius

Apabila bayi Moms sakit dan menunjukkan satu atau lebih gejala berikut ini, jangan panik dulu. Moms harus tetap berkepala dingin ketika menghadapi kondisi anak yang sakit. Sebaiknya konsultasikan terus ke dokter soal kondisi anak Moms. 

1. Demam tinggi

Saat bayi menderita demam, Moms pasti ingin cepat-cepat membawanya ke dokter. Padahal sebenarnya tidak selalu perlu dilakukan, lho. Demam merupakan bentuk pertahanan diri alami yang menjadi tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi, yang artinya fungsi imun bayi bekerja dengan normal. 

Namun, Moms harus mewaspadai jika suhu tubuh si kecil sudah mencapai 38 derajat celcius, terutama pada bayi yang berusia di bawah 3 bulan. Sedangkan, jika bayi berusia 3-6 bulan maka bawalah ia ke rumah sakit apabila suhu tubuhnya lebih dari 39 derajat. Karena gejala ini bisa menjadi tanda bayi menderita penyakit serius.

Selain itu, Moms juga harus berhati-hati apabila demam bayi naik turun terlalu sering. Ini bisa menjadi tanda bayi mengalami infeksi bakteri atau virus berbahaya, seperti infeksi telinga, infeksi saluran kencing, meningitis, atau pneumonia. 

Saat Moms menggunakan termometer, pastikan memasang termometer di pantat bayi. Apabila Moms memasang termometer di ketiak, pastikan untuk menambahkan suhu setengah derajat celcius supaya lebih akurat.

Moms perlu membawa bayi ke dokter jika suhunya terus bertambah tinggi selama 5 hari atau muncul gejala serius lainnya. Moms juga harus membawanya ke dokter jika suhu tubuh panas namun tangan dan kakinya dingin. 

Untuk bayi berusia 6 bulan, bawalah ke dokter apabila demam tidak kunjung turun meskipun Moms sudah memberikan ibuprofen atau paracetamol. Perlu diingat, jangan memberikan bayi kedua obat ini kecuali suhu tubuhnya berada di atas 38,3 derajat celcius. 

Baca juga: Mengatasi Demam Naik Turun Pada Bayi

2. Sulit bernapas

Gejala selanjutnya yang bisa menandakan bayi menderita penyakit serius yaitu sulit bernapas. Apabila bayi sakit dan napasnya terengah-engah, bisa saja ia mengalami infeksi paru-paru atau saluran napasnya tertutup.

Saat bayi sesak napas, Moms dapat mengetahuinya dari perut, leher, atau dada yang terlihat mencekung ke dalam karena bayi berusaha untuk menghirup napas dalam-dalam. Moms bisa mendengarkan apakah napas bayi berbunyi mengi dan lihat apakah ada warna biru di sekitar mulut. Jika ada, maka segera bawa si kecil ke rumah sakit. 

3. Muntah-muntah

Muntah pada bayi merupakan kondisi yang sering terjadi. Bayi yang baru lahir akan sering muntah pada minggu-minggu pertama karena ia masih harus membiasakan diri dengan makanan yang masuk ke tubuh. Batuk dan menangis berlebihan juga bisa memicu refleks muntah.

Selain itu, kekenyangan juga dapat menyebabkan muntah. Bayi muntah masih wajar apabila tidak disertai dengan demam, darah atau cairan empedu berwarna hijau. Apabila setelah anak muntah dan ia tidak rewel lagi, tetap mau makan dan bisa bermain, maka Moms tidak perlu khawatir. 

Tetapi, jika warna muntahan bayi berwarna hijau, ini bisa menandakan bayi menderita penyakit serius. Kondisi ini memungkinkan adanya sumbatan pada usus. Selain itu, Moms juga harus memperhatikan apakah si kecil mendadak lemas serta tidak responsif setelah ia muntah, apakah ia masih ingin makan, apakah ia muntah lebih dari 3 kali dalam waktu 24 jam atau selama 3 hari yang disertai dengan demam, apakah kulitnya pucat, dingin atau tidak, dan apakah perutnya bengkak. 

Segera bawa ke dokter jika bayi mengalami satu hingga dua gejala di atas. Dan juga jika bayi muntah-muntah hingga menunjukkan gejala dehidrasi seperti menangis tidak mengeluarkan air mata, mulut kering, serta tidak sering buang air kecil seperti biasanya. 

3. Menangis terus-menerus

Menangis secara terus menerus dapat menjadi tanda bahwa anak sedang tantrum atau kolik. Namun, Moms harus waspada jika bayi menangis tetapi tidak mengeluarkan air mata karena ini bisa menjadi tanda bayi menderita penyakit serius. Bayi menangis yang disertai dengan mulut kering serta tidak pipis, mungkin saja bayi Moms sedang mengalami dehidrasi yang berat. 

4. Kejang-kejang

Gejala lain yang menjadi penyebab bayi menderita penyakit serius. Pada umumnya, kejang pada bayi berbeda dengan yang dialami dengan orang dewasa. Biasanya, kejang pada disertai atau diawali dengan, maka disebut dengan kejang demam atau step. Kejang demam ini sering terjadi 2-4% pada anak yang berusia 6 bulan sampai 5 tahun.

Gejala yang timbul ketika anak kejang demam yaitu kelojotan sekujur tubuh, mata berkedip-kedip, tidak merespon ketika dipanggil namanya, atau otot kaku.

Kejang disebabkan oleh demam tinggi karena infeksi atau peradangan. Ada anak yang kejang ketika suhu tubuhnya 38 derajat celcius, dan ada juga yang mengalami kejang saat suhu tubuhnya berada di atas 40 derajat celcius. Faktor genetik diduga juga berperan dalam terjadinya kejang demam, terutama apabila ada riwayat epilepsi di dalam keluarga.

Untuk mengatasi anak yang kejang, jangan memasukkan benda apapun kedalam mulutnya. Selain itu, jangan memaksa untuk membuka mulutnya, jangan minumkan kopi, ataupun menahan kaki atau tangan secara paksa ketika kejang karena bisa menyebabkan patah tulang. 

Segera bawa anak ke dokter guna mencari tahu apa penyebabnya. Ukur juga suhu anak ketika kejang, perhatikan berapa lama ia kejang, serta apa yang terjadi ketika anak kejang karena ini merupakan informasi yang berguna untuk dokter anak. 

Baca juga: 3 Pilihan Aman Obat Pilek Untuk Bayi

Momslyfe tidak mempunyai wewenang untuk menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Untuk konsultasi medis disarankan agar Moms mengunjungi dokter atau tenaga medis terdekat.

Related Articles

guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x